Minggu, 26 September 2010

SOAL UJIAN MID SEMESTER METODE PENELITIAN

UJIAN TENGAH SEMESTER

METODE PENELITIAN DAN RISET



OLEH


NAMA : DEVI ANGGRAINI

NIM : 10251007 S

DOSEN PENGASUH : DEDI RIANTO RAHADI

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS BINA DARMA

ANGKATAN XV

2010


SOAL UJIAN MID SEMESTER METODE PENELITIAN

1. Uraikan dengan jelas langkah-langkah dalam membuat desain percobaan!

Desain percobaan yang baik harus memuat hal-hal sebagai berikut :

- Rencana tentang sumber dan tipe informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhan peneliti.

- Strategi atau gambaran pendekatan yang digunakan dalam pengumpulan dan analisis data.

- Jadwal dan anggaran peneliti yang duperlukan harus diuraikan secara jelas.

Adapun langkah-langkah dalam membuat desain percobaan sebagai berikut :

1. Menentukan tujuan percobaan

2. Menentukan tipe hubungan antar variabel

3. Menentukan setting atau lingkungan peneliti

4. Menentukan unit analisis

5. Menentukan pengukuran konstruk

6. Menentukan metode pengumpulan data

7. Menentukan pengendalian variable oleh peneliti

8. Menentukan dimensi waktu

9. Menentukan ruang lingkup topic bahasan

2. Apa yang dimaksud dengan “sampling metdhod “? Ada berapa jenis sampling method yang Saudara ketahui ? jelaskan masing-masing!

- Sampling method adalah metode atau teknik dalam menentukan prosedur atau proses pemilihan atau pengambilan sampel.

- Jika dipandang dari sudut cara memilihnya, sampling dapat dibedakan dalam 2 macam :

1. Sampling dengan pengembalian ( sampling with replacement ), apabila dalam proses pemilihan sampel, satuan sampling yang terpilih dikembalikan bagi ke dalam populasi sebelum pemilihan selanjutnya dilakukan, sehingga ada kemungkinan bahwa suatu satuan sampling tertentu akan terpilih lebih dari satu kali.

2. Sampling tanpa pengembalian ( sampling without replacement ), apabila dalam proses pemilihan sampel, satuan sampling yang terpilih tidak dikembalikan lagi ke dalam populasi.

- Jika dipandang dari sudut peluang, sampling dibagi menjadi 2 macam :

1. Sampling peluang ( probability sampling ), apabila dalam proses memilih satuan sampling melibatkan unsur peluang sehingga besarnya peluang setiap satuan sampling untuk terpilih duketahui besarnya.

Jenis sampling peluang

- Simple Random Sampling (SRS) dimana setiap elemen populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel

- Systematic Sampling (SS) dimana menyeleksi sampel dari populasi sejak awal dan mengikuti pemilihan sampel berdasarkan urutan elemen

- Stratified Random Sampling (StRS) dimana peneliti membagi populasi menjadi beberapa kelompok dan secara random memilih subsampel dari setiap kelompok

- Cluster Random Sampling (CRS) dimana kelompok yang mempunyai sifat heterodgen diidentifikasi lebih dahul lalu dipilih secara random, semua elemen hasil random tersebut diteliti

- Multistage Area Sampling (MAS) dimana peneliti memilih area yang kecil untuk setiap tahapnya dan mengkombinasikan keempat teknik sampel diatas.

2. Sampling non peluang ( nonprobability sampling ), apabila dalam proses memilih satuan sampling tidak melibatkan unsur peluang, proses pemilihan tanpa melibatkan peluang adalah proses yang sederhana sekali.

Jenis sampling non peluang

- Convenience Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan sampel yang paling sederhana atau ekonomis

- Accidental Sampling adalah teknik pengambilan sampel dimana satuan sampling diperolehnya sevcara sembarang

- Purposive Sampling / Judgement Sampling adalah teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pertimbangan sekelompok pakar / ahli dibidang yang sedang diteliti

- Quota Sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan mengklasifikasikan populasi menurut criteria tertentu, menentukan proporsi sampelyang ditenyukan untuk tiap kelas, menetapkan quota untuk tiap pewawancara

- Snowball Sampling adalah responden awal dipilih dengan probabilitas sedangkan responden selanjutnya diperoleh dari usulan responden sebelumnya.

3. Bagaimana Saudara melakukan pengukuran data?jelaskan dan beri contoh!

Pengukuran data dapat dilakukan dengan menggunakan skala penilaian (rating scale) dan skala ranking (ranking scale).

Skala penilaian mempunyai kategori respons yang digunakan untuk memberikan nilai (rating) ke suatu variable. Skala penilaian yang sering digunakan adalah

- Skala Dikotomi digunakan untuk memilih dua pilihan, misalnya ya atau tidak. Contoh : Apakah kita pernah berbelanja di Palembang Square ( ya atau tidak )

- Skala Kategori menggunakan beberapa item pilihan contohnya perusahaan menggunakan metode penyusutan maka item pilihan yang digunakan straight line method, double declining balance method, sum of the year digit dan lainnya.

- Skala Linkert dirancang untuk menilai sejauh mana subyek setuju atau tidak setuju dengan pernyataan yang diajukan Contoh : Tujuan bisnis kami didorong oleh keinginan untuk memuaskan pelanggan maka pilihannya ( 1. sangat tidak setuju, 2. tidak setuju, 3. netral, 4. setuju, 5. sangat setuju )

- Skala perbedaan semantic digunakan untuk menggali respons atribut dua nilai ekstrem dari obyek, peristiwa atau individual yang mengidentifikasikan sikap mereka. Skala ini digunakan untuk menentukan respon responden diantara dua nilai tersebut di ruang yang telah disediakan yang disebut ruang sematik. Contoh : Apakah belanja di Carefour harga barangnya mahal ( setuju ----- ----- ----- ----- tidak setuju )

- Skala numeric digunakan untuk memberikan angka sebagai penilaian diantara nilai ekstrim yang ada. Contoh : Apakah belanja di Carefour harga barangnya mahal ( setuju 1 2 3 4 5 6 7 tidak setuju )

- Skala jumlah konstan adalah skala dimana responden diminta mendistribusikan penilaiannya kedalam beberapa pilihan yang keseluruhannya jumlahnya 100 poin.

Contoh : dalam memilih sabun mandi, indikasi penting yang harus dipertimbangkan adalah Warna …………..

Keharuman …………..

Ukuran …………..

Keawetan …………..

Bentuk …………..

Total 100

4. Seorang peneliti harus melakukan sendiri pengamatan penelitiannya. Jelaskan mengapa harus demikian dan berikan contoh!

Peneliti harus melakukan sendiri pengamatan dalam penelitiannya karena didalam penelitian data yang kita dapat haruslah ilmiah dimana peneltian harus mempunyai tujuan yang jelas, memiliki keakurasian yang tinggi, menggunakan teori dan metode pengujian data yang relevan, mengembangkan hipotesis yang dapat diuji dari telaah teoritis berdasarkan pengungkapan data, memilih data dengan presisi yang tinggi sehingga hasilnya dapat dipercaya. Jika kita tidak melakukan sendiri pengamatan dalam penelitian maka kita tidak bias menjelaskan dengan mudah kesemua factor-faktor yang telah disebutkan diatas dan menjelaskan hasil penelitian kita dengan argument-argumen yang biasa diterima dan mampu untuk diuji ulang dengan hasil yang konsisten dengan waktu, objek dan dalam situasi yang berbeda.

5. Peneliti boleh salah namun tidak boleh bohong. Uraikan pernyataan tersebut sejauh pengetahuan Saudara!

Penelitian digambarkan sebagai suatu kegiatan untuk menyelesaikan teka-teki. Bagi seorang peneliti, teka-teki merupakan masalah-masalah yang diatasi atau diselesaikan melalui penalaran. Setiap saat melakukan penalaran mempunyai tingkat keberhasilan yang berbeda maka mungkin saja data yang didapat dari hasil penelitian mempunyai kesalahan, tetapi seorang peneliti tidak boleh bohong dengan merekayasa data penelitian agar mendapatkan hasil yang benar didalam penelitiannya, itu berarti membohongi peneliti-peneliti berikutnya yang kebenaran membaca hasil penelitian kita. Dengan merekayasa data maka penelitian tersebut berarti bukanlah penelitian yang ilmiah, dimana yang dikatakan penelitian ilmiah yaitu penelitian yang bias diterima dan mampu untuk diuji ulang dengan hasil yang konsisten pada waktu, objek dan dalam situasi yang berbeda.

6. Apa yang anda ketahui tentang analisis factor, berikan contoh.

Analisis faktor adalah alat analisis statistik yang dipergunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel menjadi beberapa set indikator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti. Selain itu analisis faktor merupakan langkah awal dalam penelitian di mana faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel belum diidentifikasikan secara baik (explanatory research). Selain itu, analisis faktor juga dapat digunakan untuk menguji validitas suatu rangkaian kuesioner. Sebagai gambaran, jika suatu indikator tidak mengelompok kepada variabelnya, tetapi malah mengelompok ke variabel yang lain, berarti indikator tersebut tidak valid.

Contoh, terdapat 50 indikator yang diidentifikasi mempunyai pengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen. Dengan analisis faktor, ke-50 indikator tersebut akan dikelompokkan menjadi beberapa sub set indikator yang sejenis. Masing-masing kelompok sub set tersebut kemudian diberi nama sesuai dengan indikator yang mengelompok. Pengelompokan berdasarkan kedekatan korelasi antar masing-masing indikator dan penentuan banyaknya sub set berdasarkan nilai eigen values, yang biasanya diambil di atas 1.

Selasa, 08 Juni 2010

PENGARUH SISTEM INFORMASI MANAJEMEN DALAM MENINGKATKAN EFISIENSI ORGANISASI/PERUSAHAAN


===========

ABSTRAK

Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan suatu proses yang akan menghasilkan suatu output berupa informasi. Sementara itu Struktur Organisasi akan menentukan bagaimana arus informasi tersebut dalam suatu organisasi. Kedua hal tersebut, SIM dan Struktur Organisasi akan mempengaruhi nilai Efisiensi disetiap bidang organisasi yang menggunakannya.

Strategi Teknologi Informasi (TI) membantu manager untuk mendefinisikan batasan pembuatan keputusan untuk tindakan berikutnya, tapi menghentikan dengan singkat dalam menentukan tindakan untuk dirinya sendiri. Hal ini merupakan perbedaan mendasar antara Strategi TI dan perencanaan TI. Strategi TI merupakan kumpulan prioritas yang menguasai pembuatan keputusan bagi user dan proses data profesional. Hal itu merupakan bentuk aturan framework untuk kegunaan TI dalam organisasi/perusahaan, dan menjelaskan bagaimana seorang eksekutif senior pada organisasi/perusahaan akan berhubungan pada infrastruktur TI. Perencanaan TI pada hal lain, memfokuskan pada pelaksanaan dari Strategi TI.

Pada dasarnya, suatu Sistem Informasi (SI) memiliki sifat yang hampir sama dengan sistem produksi yang mengkonversikan bahan baku menjadi produk yang mungkin langsung digunakan oleh konsumen atau menjadi bahan baku untuk fase konversi berikutnya. SI mengkonversi data kasar menjadi suatu laporan yang dapat dipakai atau menjadi input untuk proses lanjutan.

Hasil dari efisiensi yang dicapai oleh suatu organisasi/perusahaan melalui penggunaan SIM, selain dari pada sisi nilai ekonomi dapat juga memberikan pengaruh yang besar terhadap efektifitas dan lingkungan yang memiliki hubungan kepada pengguna organisasi.


=================

PENDAHULUAN


Infrastruktur Teknologi Informasi (TI) merupakan isu sentral dalam beberapa tahun terakhir baik dalam bisnis maupun dalam SIM. TI telah menjadi alat yang dapat mempengaruhi kemampuan organisasi/perusahaan untuk mencapai keunggulan bersaing sehingga menjadikan penggunaan TI sebagai kebutuhan strategi yang merupakan kunci yang memungkinkan implementasi dari sistem inovasi, mengurangi biaya, meningkatkan bargaining power, mendefinisikan kembali dan meningkatkan pelayanan dan memungkinkan organisasi/perusahaan untuk menawarkan produk-produk baru. Selain itu, TI dibutuhkan oleh organisasi/perusahaan agar dapat mengalami perubahan-perubahan gradual untuk mendapatkan keuntungan dengan adanya teknologi baru dan efisiensi. Infrastruktur TI juga dibutuhkan untuk mengadakan perubahan-perubahan proses bisnis guna memenuhi kebutuhan strategi saat ini dan untuk memenuhi kebutuhan konsumen. TI merupakan salah satu alat manajer untuk mengatasi perubahan (Laudon dan Laudon, 2006: 14). Definisi TI secara lengkap dinyatakan oleh Martin et al, yaitu teknologi komputer yang digunakan untuk memproses dan menyimpan informasi serta teknologi komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan informasi. Definisi TI sangatlah luas dan mencakup semua bentuk teknologi yang digunakan dalam menangkap, manipulasi, mengkomunikasikan, menyajikan, dan menggunakan data yang akan diubah menjadi informasi (Martin et al., 2002: 125).

Sistem Informasi (SI) adalah suatu sistem formal mengenai hal melaporkan, menggolongkan dan menyebarkan informasi kepada orang-orang yang tepat. (Moekizat, 1986 : 64). Murdick (1971 : 24) menyatakan, bahwa sitem informasi adalah proses komunikasi, dimana informasi masukan (input) direkam, disimpan dan diperoleh kembali (diproses) bagi keputusan. SI yang dirancang khusus untukk mengelola komponen kegiatan lingkungan, yang mengelola informasi produk serta proses lingkungan untuk menanggulangi atau mengurangi masalah pencemaran lingkungan. Setiap hasil penemuan ilmiah dan produk-produk lingkungan informasinya perlu didokumentasikan direkam informasinya dalam bentuk buku (laporan, majalah, loaflot, dll). Pengertian informasi adalah suatu kesatuan pernyataan pandangan, fakta, konsep atau ide, yang berhubungan erat dengan pengetahuan, yang mana apabila informasi tersebut diasimilasikan, dikorelasikan dan dimengerti akan menjadi suatu pengetahuan. Informasi dapat berupa : pengetahuan baru; teori; prinsip; ide; teknologi baru, desain baru; produk baru; proses; prototif; penyempurnaan; metode (Davis, 1974 : 73).

Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah suatu sistem formal tentang golongan, dan penyebaran informasi kepada orang-orang yang tepat dalam suatu organisasi. Sistem yang telah maju tidak hanya mengerjakan fungsi tata usaha akan tetapi juga memberikan bantuan pengambilan keputusan kepada manajemen. Meskipun jarang terjadi, sistem terprogramkan mampu memonitor dan mengarahkan operasi-operasi tertentu tanpa bantuan manusia. Data SIM terdiri atas data masukan, data operasi, data keluaran, dan sebuah pengaturan umpan balik. Data ini dikirimkan dan diolah oleh suatu unit pengolahan pusat (CPU) di dalam komputer. Arus informasi merupakan catatan secara terus menerus tentang jumlah satuan informasi yang banyak sekali. Agar menjadi efektif, maka SIM harus mendapat data sedekat-dekatnya dengan titik asalnya dan kemudian menyalurkannya ke tempat-tempat pengolah informasi di mana data itu akan digunakan.

Data masukan biasanya terdiri atas unsur-unsur seperti banyaknya bahan mentah, tanggal penyerahan, harga produk, biaya tenaga kerja dan lainlain. Data operasi meliputi unsur-unsur seperti angka produksi, biaya mesin, dan pekerjaan dalam proses. Data keluaran mengandung informasi tentang unsur-unsur seperti barang-barang potongan, tingkat inventaris akhir dan tanggal pengiriman. Data ini disampaikan melalui saluran komunikasi ke unit pengolah yang dalam SI yang kompleks terdiri atas komputer-komputer elektronik dan perlengkapan-perlengkapan yang berhubungan. Apabila data bergerak menuju ke unit pengolah, maka data tersebut disusun menjadi bentuk-bentuk yang lebih berguna dan menjadi masukan ke dalam proses perencanaan dan pemecahan masalah. Sumber informasi yang akurat dan dapat dipercaya bagi pihak pengambil keputusan merupakan hal terpenting untuk dapat menentukan dan membuat keputusan-keputusan strategis terhadap langkah apa yang akan ditempuh oleh organisasi/perusahaan dalam mencapai tujuan. Pengaturan umpan balik (feedback loop) yang terdiri atas saluran-saluran informasi untuk menyampaikan masukan yang telah diolah. operasi, dan data keluaran kepada langkah-langkah analisis dan keputusan sehingga rencana rencana dan standar-standar dapat dinilai dan petunjuk-petunjuk kontrol dapat disampaikan ke bawah kepada tingkat-tingkat operasi organisasi.

Aspek yang paling penting dalam setiap organisasi/perusahaan adalah sumber daya manusia, dimana aspek ini dapat membawa dampak yang paling signifikan dalam meningkatkan produktivitas organisasi/perusahaan. Apabila kita melihat dari pengertian, Organisasi adalah suatu kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi yang bekerja atas dasar keinginan untuk mencapai tujuan bersama (Robbins, 1996: 5). Budaya Organisasi adalah satu wujud anggapan yang dimiliki, diterima secara implisit oleh kelompok dan menentukan bagaimana kelompok tersebut rasakan, pikirkan, dan bereaksi terhadap lingkungannya yang beraneka ragam (Kreitner, 2003). Dalam penelitian, Hendriastuti dan Aryani (2002) tentang pengaruh Budaya Organisasi terhadap kinerja, hasilnya bahwa tipe budaya organisasi masculinity feminimity memiliki pengaruh yg singnifikan di bandingkan tipe budaya power distance, individualisme collectivism dan uncertainty avoidance. Oleh karena itu alasan organisasi didirikan karena organisasi merupakan suatu kesatuan yang memungkinkan masyarakat untuk mencapai suatu tujuan yang tidak dapat dicapai individu secara perorangan, sehingga dapat dicapai lebih efisien dan efektif melalui tindakan individu-individu atau kelompok tersebut. Tindakan-tindakan tersebut akan disertai hubungan antara individu dan kelompok dalam organisasi tersebut, sehingga akan tercipta harapan-harapan tertentu yang harus diperankan masing-masing individu. Organisasi dapat melakukan aktivitas operasionalnya dengan baik apabila orang-orang yang ada di dalamnya saling berinteraksi atau bekerja sama dalam mewujudkan efektivitas SI organisasi/perusahaan. Untuk menciptakan kerjasama yang baik sangat diperlukan komunikasi karena apabila efektivitas SIM dapat terwujud maka dengan sendirinya kerjasama yang baik dapat diciptakan.

SIM yang efektif juga dapat dipengaruhi oleh bentuk atau struktur organisasi yang ada. Struktur organisasi akan menentukan prosedur dan jalur komunikasi. Efektivitas saluran komunikasi secara tidak langsung akan dipengaruhi oleh bentuk dan struktur sistem komando atau jalur penyampaian informasi. Pengambilan keputusan yang tepat dan bijaksana adalah bagaimana para pengambil keputusan secara cermat menetapkan kebijakan strategi yang dipergunakan untuk mencapai tujuan. Strategi ini adalah telaah kepada alternatif pilihan peluang yang tersedia untuk membuat keputusan yang tepat dari hasil informasi yang diperoleh oleh pengambil keputusan. SIM dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas hidup manusia, namun di negara berkembang manfaaat pembangunan tersebut belumlah merata, karena laju perkembangan IPTEK di negara maju begitu cepat sehingga negara berkembang belum mampu untuk mengantisipasi dan mengaplikasikannya secara cepat. Pembangunan berwawasan lingkungan pada program pembangunan jangka panjang pada tahap kedua perlu ditunjang dengan suatu SI ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam Undang-undang RI. No. 4 tahun 1992 tentang pokok pengelolaan lingkungan hidup dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan pembangunan berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam berkesinanbungan untuk meningkatkan mutu hidup. Mempersoalkan sistem sebenarnya bukan membahas hal yang baru, namun akhir-akhir ini banyak dipelajari dikarenakan ternyata para ilmuwan menganggap bahwa sistem sangat bermanfaat untuk dipergunakan sebagai alat, untuk mendekati suatu sistem pendekatan dan SI. Timbul pula berbagai ilmuwan mengetengahkan defenisi sistem. Davis (974 : 43) mendefenisikan sistem masalah sebagai totalitas himpunan benda-benda atau bagian-bagian yang satu sama lain berhubungan sedemikian rupa sehingga menjadi satu kesatuan yang terpadu untuk mencapai suatu tujuan tertentu.


================

PEMBAHASAN


Pada saat ini, keberadaan SI di Organisasi merupakan hal yang lumrah. Segala jenis organisasi baik yang bersifat non-profit (LSM, Lembaga Sosial,Organisasi Sosial) maupun yang profit oriented (organisasi/perusahaan, yayasan) mendayagunakan SI untuk berbagai macam kebutuhan; mulai dari supporting system hingga menjadikan SI sebagai competitive advantage. Supaya SI bisa berjalan dengan baik di suatu organisasi, tentu saja tahap implementasi SI memegang peranan penting.

Sistem Informasi dikembangkan untuk tujuan yang berbeda-beda, tergantung pada kebutuhan bisnis. SI dapat dibagi menjadi beberapa bagian:

1 . Transaction Processing Systems (TPS) ,

TPS adalah SI yang terkomputerisasi yang dikembangkan untuk memproses data dalam jumlah besar untuk transaksi bisnis rutin seperti daftar gaji dan inventarisasi. TPS berfungsi pada level organisasi yang memungkinkan organisasi bisa berinteraksi dengan lingkungan eksternal. Data yang dihasilkan oleh TPS dapat dilihat atau digunakan oleh manajer.

2. Office Automation Systems (OAS) dan Knowledge Work Systems (KWS)

OAS dan KWS bekerja pada level knowledge. OAS mendukung pekerja data, yang biasanya tidak menciptakan pengetahuan baru melainkan hanya menganalisis informasi sedemikian rupa untuk mentransformasikan data atau memanipulasikannya dengan cara-cara tertentu sebelum menyebarkannya secara keseluruhan dengan organisasi dan kadang-kadang diluar organisasi. Aspek-aspek OAS seperti word processing, spreadsheets, electronic scheduling, dan komunikasi melalui voice mail, email dan video conferencing. KWS mendukung para pekerja profesional seperti ilmuwan, insinyur dan doktor dengan membantu menciptakan pengetahuan baru dan memungkinkan mereka mengkontribusikannya ke organisasi atau masyarakat.

3 . Sistem Informasi Manajemen (SIM)

SIM tidak menggantikan TPS , tetapi mendukung spektrum tugas-tugas organisasional yang lebih luas dari TPS, termasuk analisis keputusan dan pembuat keputusan. SIM menghasilkan informasi yang digunakan untuk membuat keputusan, dan juga dapat membatu menyatukan beberapa fungsi informasi bisnis yang sudah terkomputerisasi (basis data).

4. Decision Support Systems (DSS)

DSS hampir sama dengan SIM karena menggunakan basis data sebagai sumber data. DSS bermula dari SIM karena menekankan pada fungsi mendukung pembuat keputusan diseluruh tahap-tahapnya, meskipun keputusan aktual tetap wewenang eksklusif pembuat keputusan.

5 . Sistem Ahli (ES) dan Kecerdasan Buatan (AI)

AI dimaksudkan untuk mengembangkan mesin-mesin yang berfungsi secara cerdas. Dua cara untuk melakukan riset AI adalah memahami bahasa alamiahnya dan menganalisis kemampuannya untuk berfikir melalui problem sampai kesimpulan logiknya. Sistem ahli menggunakan pendekatan-pendekatan pemikiran AI untuk menyelesaikan masalah serta memberikannya lewat pengguna bisnis. Sistem ahli (juga disebut knowledge-based systems) secara efektif menangkap dan menggunakan pengetahuan seorang ahli untuk menyelesaikan masalah yang dialami dalam suatu organisasi. Berbeda dengan DSS, DSS meningalkan keputusan terakhir bagi pembuat keputusan sedangkan sistem ahli menyeleksi solusi terbaik terhadap suatu masalah khusus. Komponen dasar sistem ahli adalah knowledge-base yaikni suatu mesin interferensi yang menghubungkan pengguna dengan sistem melalui pengolahan pertanyaan lewat bahasa terstruktur dan anatarmuka pengguna.

6. Group Decision Support Systems (GDSS) dan Computer-Support

Collaborative Work Systems (CSCW) Bila kelompok, perlu bekerja bersama-sama untuk membuat keputusan semi-terstruktur dan tak terstruktur, maka group Decision support systems membuat suatu solusi. GDSS dimaksudkan untuk membawa kelompok bersama-sama menyelesaikan masalah dengan memberi bantuan dalam bentuk pendapat, kuesioner, konsultasi dan skenario. Kadang-kadang GDSS disebut dengan CSCW yang mencakup pendukung perangkat lunak yang disebut dengan “groupware” untuk kolaborasi tim melalui komputer yang terhubung dengan jaringan.

7. Executive Support Systems (ESS)

ESS tergantung pada informasi yang dihasilkan TPS dan SIM dan ESS membantu eksekutif mengatur interaksinya dengan lingkungan eksternal dengan menyediakan grafik-grafik dan pendukung komunikasi di tempat-tempat yang bisa diakses seperti kantor.

Penerapan TI dan komunikasi diperlukan dalam dunia bisnis sebagai alat bantu dalam upaya memenangkan persaingan. Pembangunan TI organisasi/perusahaan dilakukan secara bertahap sebelum sebuah sistem holistik atau menyeluruh selesai dibangun, hal tersebut disesuaikan dengan kekuatan sumber dayayang dimiliki. Dalam penerapannya rencana strategis TeknologiInformasi senantiasa diselaraskan dengan rencana organisasi/perusahaan, agar setiap penerapan TI dapat memberikan nilai bagi organisasi/perusahaan. Mengacu kepada Arsitektur TI organisasi/perusahaan, penerapan TI yang dilakukan dikategorikan sebagai berikut :

- Aplikasi TI yang menjadi landasan dari berbagai aplikasi lain yang ada di dalam organisasi/perusahaan antara lain sistem operasi, basis data, network management dan lain-lain.

- Aplikasi yang sifatnya mendasar (utility) yaitu aplikasi TI yang dipergunakan untuk berbagai urusan utilisasi sumber daya organisasi/perusahaan anatara lain sistem penggajian, sistem akuntansi & keuangan dan lain-lain.

- Aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan spesifik organisasi/perusahaan terutama yang berkaitan dengan proses penciptaan produk/jasa yang ditawarkan organisasi/perusahaan antara lain Aplikasi Properti, Aplikasi Forwarding dan Aplikasi Pergudangan.

SIM sering kali dipandang sebelah mata karena merupakan departemen yang hanya bisa menghabiskan uang tanpa bisa menghasilkan uang, hal inilah yang kadang menjadi problematika tersendiri bagi pengguna SIM di organisasi/perusahaan. Terkadang banyak organisasi/perusahaan memandang sebelah mata akan peran Ti dalam menunjang proses di organisasi/perusahaan tersebut, memang belum banyak alat ukur yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa besar Ti berperan atau ikut andil dalam memajukan organisasi/perusahaan?. Beberapa penerapan dari TI dan Komunikasi antara lain dalam organisasi/perusahaan, dunia bisnis, sektor perbankan, pendidikan, dan kesehatan. Dan yang akan dibahas disini adalah khusus penerapan Teknologi Infromasi dan Komunikasi dalam organisasi/perusahaan. Penerapan TI dan Komunikasi banyak digunakan para usahawan. Kebutuhan efisiensi waktu dan biaya menyebabkan setiap pelaku usaha merasa perlu menerapkan TI dalam lingkungan kerja. Penerapan TI dan Komunikasi menyebabkan perubahan pada kebiasaan kerja. Misalnya penerapan Enterprice Resource Planning (ERP). ERP adalah salah satu aplikasi perangkat lunak yang mencakup sistem manajemen dalam organisasi/perusahaan untuk menggantikan kebanyakan pekerjaan dengan cara lama.

Untuk dapat mengetahui andil pengguna SIM di organisasi/perusahaan adalah dengan mengetahui keuntungan-keuntungan penerapan TI di organisasi/perusahaan tersebut, misalnya:

- Yang tadinya manual menjadi otomatis, dan hal ini mengurangi biaya untuk tenaga kerjanya, biaya untuk kertas, alat tulis, dll.

- Waktu mengerjakan yang lebih cepat dengan adanya TI. Sebab dengan TI ini akan memperbendek rantai birokrasi, yang tadinya selesai dalam 1 minggu dengan TI hanya butuh waktu 1 hari. Apabila waktu tadi kita konversikan ke biaya maka akan mendapatkan penghematan sekian rupiah.

- Pengambilan keputusan yang lebih cepat, karena dengan TI maka data yang dibutuhkan dapat diperoleh dengan cepat. Hal ini tentu saja akan menjadikan organisasi/perusahaan menjadi lebih kompetitif. Sebab dampaknya akan sangat besar bisa jadi karena pengambilan keputusan yang lambat sebuah organisasi/perusahaan akan kehilangan banyak order.

- Dengan penerapan TI kita akan dapat menghemat baiaya promosi dan pemasaran, karena promosi lewat web site akan sangat murah dan konsumen dapat melihat profil organisasi/perusahaan dari mana saja diseluruh dunia.

- Dengan TI maka sistem akan dapat terintegrasi disemua organisasi/perusahaan sehingga hal ini akan dapat meningkatkan kecepatan dalam merespon sesuatu dan pihak manajemen akan dengan cepat mengetahui kondisi organisasi/perusahaan-nya tanpa harus berkunjung ke kantor cabang yang jauh dan memakan biaya transportasi.

Jadi sebenarnya penerapan TI ini akan sangat menghemat biaya di semua aspek, baik tenaga kerja, proses, pemasaran, maupun manajemen. Dan penerapan TI ini juga akan dapat mempercepat kemajuan organisasi/perusahaan, dengan semain meningkatnya margin organisasi/perusahaan.

Untuk mengetahui secara pasti berapa keuntungan yang dihasilkan oleh TI maka dapat menghitungnya dari penghematan-penghematan yang dihasilkan organisasi/perusahaan sebagai imbas dari penerapan TI dikonversikan ke Rupiah, dan kemajuan-kemajuan yang dicapai organisasi/perusahaan dari penerapan TI ini, maka akan muncul angka yang cukup signifikan.

Sistem Informasi secara umum mempunyai beebrapa peranan dalam organisasi/perusahaan, diantaranya sebagai berikut:

- Minimize risk, Setiap bisnis memiliki risiko, terutama berkaitan dengan factorfaktor keuangan. Pada umumnya risiko berasal dari ketidakpastian dalam berbagai hal dan aspek-aspek eksternal lain yang berada diluar kontrol organisasi/perusahaan.. Saat ini berbagai jenis aplikasi telah tersedia untuk mengurangi risiko-risiko yang kerap dihadapi oleh bisnis seperti forecasting, financial advisory, planning expert dan lain-lain. Kehadiran TI selain harus mampu membantu organisasi/perusahaan mengurangi risiko bisnis yang ada, perlu pula menjadi sarana untuk membantu manajemen dalam mengelola risiko yang dihadapi.

- Reduce costs, Peranan TI sebagai katalisator dalam berbagai usaha pengurangan biaya-biaya operasional organisasi/perusahaan pada akhirnya akan berpengaruh terhadap profitabilitas organisasi/perusahaan.

- Create new realities, Perkembangan TI terakhir yang ditandai dengan pesatnya teknologi internet telah mampu menciptakan suatu arena bersaing baru bagi organisasi/perusahaan, yaitu di dunia maya. Berbagai konsep e-business semacan e-commerce, e-procurement, e-customer, e-loyalty, dan lain-lainnya pada dasarnya merupakan cara pandang baru dalam menanggapi mekanisme bisnis di era globalisasi informasi.

Sehubungan dengan hal tersebut biasanya ada empat cara yang ditawarkan TI untuk mengurangi biaya-biaya kegiatan operasional yaitu:

- Eleminasi proses, Implementasi berbagai komponen TI akan mampu menghilangkan atau mengeliminasi proses-proses yang dirasa tidak perlu. Contoh call center untuk menggantikan fungsi layanan pelanggan dalam menghadapi keluhan pelanggan.

- Simplifikasi proses, Berbagai proses yang panjang dan berbelit-belit (birokratis) biasanya dapat disederhanakan dengan mengimplementasikan berbagai komponen TI. Contoh order dapat dilakukan melalui situs organisasi/perusahaan tanpa perlu datang ke bagian pelayanan order.

- Integrasi proses, TI juga mampu melakukan pengintegrasian beberapa proses menjadi satu sehingga terasa lebih cepat dan praktis (secara langsung akan meningkatkan kepuasan pelanggan juga).

- Otomatisasi proses, Mengubah proses manual menjadi otomatis merupakan tawaran klasik dari TI.

- Add Value, Peranan selanjutnya dari TI adalah untuk menciptakan value bagi pelanggan organisasi/perusahaan. Tujuan akhir dari penciptaan value tidak sekedar untuk memuaskan pelanggan, tetapi lebih jauh lagi untuk menciptakan loyalitas sehingga pelanggan tersebut bersedia selalu menjadi konsumennya untuk jangka panjang.

Berkat teknologi ini, berbagai kemudahan dapat dirasakan oleh manusia seperti:

- TI melakukan otomasi terhadap suatu tugas atau proses yang menggantikan peran manusia.

- TI berperan dalam restrukturisasi terhadap peran manusia yang melakukan perubahan-perubahan terhadap sekumpulan tugas atau proses.

- TI memiliki kemampuan untuk mengintegrasikan berbagai bagian yang berbeda dalam organisasi dan menyediakan banyak informasi ke manajer.

- TI juga memengaruhi antarmuka-antarmuka organisasi dengan lingkungan, seperti pelanggan dan pemasok.

- TI dapat digunakan membentuk strategi untuk menuju keunggulan yang kompetitif (O’Brien, 1996), antara lain:

1. Strategi biaya: meminimalisir biaya/ memberikan harga yang lebih murah terhadap pelanggan, menurunkan biaya dari pemasok.

2. Strategi diferansiasi: mengembangkan cara-cara untuk membedakan produk/ jasa yang dihasilkan organisasi/perusahaan terhadap pesaing sehingga pelanggan menggunakan produk/jasa karena adanya manfaat atau fitur yang unik.

3. Strategi inovasi: memperkenalkan produk/jasa yang unik, atau membuat perubahan yang radikal dalam proses bisnis yang menyebabkan perubahan-perubahan yang mendasar dalam pengelolaan bisnis.

4. Strategi pertumbuhan : mengembangkan kapasitas produksi secara signifikan, melakukan ekspansi ke dalam pemasaran global, melakukan diversifikasi produk/jasa bam, atau mengintegrasikan ke dalam produk/jasa yang terkait.

5. Strategi aliansi: membentuk hubungan dan aliansi bisnis yang baru dengan pelanggan, pemasok, pesaing, konsultan, dan lain-lain.

Bagi beberapa organisasi/perusahaan, sebuah strategi TI tidak selalu pada kasus yang formal. Walaupun dinamakan perencanaan Sistem Informasi “Strategic”, arsitektur aplikasi, data, teknologi dan proses manajemen IS, yang terdiri dari standar pengembangan dan pelaporan, semuanya disajikan dengan rencana, proses dan kebutuhan dari bisnis yang ada saat ini. Tidak ada acuan atau philosofi untuk kegunaan teknologi di organisasi/perusahaan dan tidak terkesan adanya aturan yang signifikan dalam menentukan strategi mana yang lebih efektif, menguntungkan dan dapat dikerjakan dengan mudah. Dalam lingkungan konvensional, hubungan antara strategi kompetitif organisasi/perusahaan dan manfaat penggunaan TI dikembangkan melalui beberapa lapisan; dari perencanaan, analisa dan perancangan. Dapat dipahami bila pada ligkungan sseperti ini TI memiliki pengaruh yang kecil terhadap strategi kompetitif organisasi/perusahaan. Sejalan dengan semakin luasnya pemanfaatan TI di lingkungan bisnis, semakin terlihat tidak ada lagi pemisahan antara TI dan Strategi kompetitif organisasi/perusahaan, karena semua strategi kompetitif harus memiliki TI sama halnya dengan memiliki marketing, produsen dan keuangan.

Perencanaan Strategis SI diperlukan agar sebuah organisasi dapat mengenali target terbaik untuk melakukan pembelian dan penerapan SIM dan menolong untuk memaksimalkan hasil dari investasi pada bidang TI. Sebuah SI yang dibuat berdasarkan Perancangan Startegis SI yang baik, akan membantu sebuah organisasi dalam pengambilan keputusan untuk melakukan rencana bisnisnya dan merealisasikan pencapian bisnisnya. Dalam dunia bisnis saat ini, penerapan dari TI untuk menentukan strategi organisasi/perusahaan adalah salah satu cara yang paling efektif untuk meningkatkan performa bisnis. Strategi TI diperlukan untuk:

- Pengetahuan mengenai teknologi baru

- Dilibatkan dalam perencanaan taktis dan strategis

- Dibahas dalam diskusi organisasi/perusahaan

- Memahami kelebihan dan kekurangan teknologi

Dengan semakin berkembangnya peranan TI dalam dunia bisnis, maka menuntut manajemen SI/TI untuk menghasilkan SI yang layak dan mendukung kegiatan bisnis. Untuk itu, dituntut sebuah perubahan dalam bidang manajemen SI/TI. Perubahan yang terjadi adalah dengan diterapkannya Perancangan Strategis Sistem Informasi untuk memenuhi tuntutan menghasilkan SI yang mendukung kegiatan bisnis suatu organisasi. Seiring dengan perkembangan zaman dan dunia bisnis, peningkatan Perencanaan Strategis Sistem Informasi menjadi tantangan serius bagi pihak manajemen SI/TI.

SI/TI sebagai Enabler, organisasi/perusahaan dituntut untuk mengaplikasikan teknologi bukan hanya untuk menjaga eksistensi bisnisnya melainkan juga untuk menciptakan peluang dalam persaingan. Pemahaman mengenai peran pengembangan teknologi dan SI diperlukan untuk mengelola teknologi dan SI dalam organisasi itu sendiri.

Fungsional sering disebut kemampuan TI untuk memberikan solusi bagi proses bisnis (lebih efisien, efektif, reduced cost). TI mendukung organisasi/perusahaan di level:

- Strategik, Relevan dengan target pencapaian jangka panjang dan bisnis secara keseluruhan

- Taktis, Diperlukan untuk mencapai rencana dan tujuan strategis dalam rangka melakukan perubahan menuju sukses

- Operasional, Proses dan aksi yang harus dilakukan sehari-hari untuk menjaga kinerja

Integrasi Fungsional TI bagi organisasi/perusahaan:

- Strategi bisnis dan strategi TI, pada tingkat eksekusi dan fungsional.

- Operasional bisnis dan infrastruktur TI

- Hubungan antara administrasi proses bisnis dan proses TI supaya eksekusi strategi dapat dilaksanakan.

Peranan TI pada aktivitas manusia saat ini memang begitu besar. TI telah menjadi fasilitator utama bagi kegiatan-kegiatan bisnis yang, memberikan andil besar terhadap perubahanperubahan mendasar bagi struktur, operasi dan manajemen organisasi. Jenis pekerjaan dan tipe pekerja yang dominan di jaman TI adalah otonomi dan wewenang yang lebih besar dalam organisasi. Boundaryless organization adalah kondisi organisasi yang digunakan dalam TI dengan batas-batas horisontal, vertikal, eksternal dan geografis yang sehat. Menipisnya batas horisontal mengakibatkan berkurangnya birokrasi sehingga organisasi menjadi lebih datar, dan karyawan menjadi lebih berdaya (empowered employees) dan menjadikan terwujudnya kerja sama lintas fungsional dalam memenuhi kebutuhan customers yang kompleks. Menipisnya batas eksternal menjadikan organisasi/perusahaan lebih berfokus ke penyediaan produk dan jasa yang menjadi kompetensi intinya (care competence). Untuk memenuhi kebutuhan customers yang kompleks, organisasi/perusahaan membangun jejaring organisasi (organization network), yang di dalamnya setiap organisasi/perusahaan menjadi anggota jejaring sehingga mampu menghasilkan value terbaik bagi customers, karena koordinasi tidak lagi dijalankan melalui ”command and control mode” namun koordinasi dilaksanakan melalui komunikasi, persuasi dan kepercayaan (trust). Kekohesivan organisasi yang menggunakan tim lintas fungsional, dan yang mempekerjakan karyawan yang berdaya, serta yang menggunakan jejaring organisasi dalam mewujudkan tujuan organisasi ditentukan dari seberapa jelas misi dan visi organisasi dirumuskan dan keberhasilan pengomunikasian strategi tersebut kepada seluruh personel organisasi dan seluruh organisasi dalam jejaring. Pemberdayaan karyawan yang dilandasi oleh trust-based relationship antar manajer dan karyawan menjadikan Information sharing dapat meningkatkan tuntutan tentang otonomi dan wewenang di kalangan karyawan,Persuasi menjadi pilihan untuk menggantikan komando, karena knowledge workers menjadi dominan dalam mewujudkan visi organisasi. dalam memacu komitmen karyawan untuk mengubah strategi menjadi tindakan nyata.

Broadbent dan Weill (1996) mengemukakan bahwa infrastruktur TI memberikan pondasi dasar bagi kapabilitas TI yang digunakan untuk membangun aplikasi bisnis dan biasanya dikelola oleh kelompok SI, seperti terlihat dalam gambar berikut ini:

Pengetahuan dan keahlian manajemen tentang teknologi berhubungan dengan dimana dan bagaimana menyebarkan TI secara efektif dan menguntungkan untuk mencapai tujuan-tujuan strategi bisnis. Pengetahuan dan keahlian fungsional tentang bisnis meliputi tingkat pengetahuan dan variasi fungsi di dalam bisnis dan kemampuan untuk mengetahui semua lingkungan bisnis. Keahlian interpersonal dan manajemen meliputi kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif dengan personal dalam area fungsional dan untuk bekerja di dalam suatu lingkungan kolaborasi, serta kemampuan untuk memimpin tim proyek. Pengetahuan dan keahlian teknikal mengukur dalam dan luasnya keistimewaan TI teknik (sistem operasi, bahasa pemrogaman, sistem manajemen database, network, telekomunikasi, dan lain-lain) di dalam organisasi.


PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Dukungan SIM pada pembuatan keputusan dalam suatu organisasi dapat diuraikan menurut tiga tahapan, proses pembuatan keputusan, yaitu pemahaman, perancangan (design), dan pemilihan. Dukungan SIM biasanya melibatkan pengolahan, file komputer maupun non komputer. Pada tahap pemahaman hubungannya dengan SIM adalah pada proses penyelidikan yang meliputi pemeriksaan data baik dengan cara yang telah ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut. SI sendiri harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan untuk diuji mengenai situasi-situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk masalah-masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi tingkat atas sehingga masalah-masalah tersebut dapat ditangani. Pada tahap ini juga perlu ditetapkan kemungkinan-kemungkinannya. Dukungan SIM memerlukan suatu data base dengan data masyarakat, saingan dan intern ditambah metode untuk penelusuran dan penemuan masalah-masalah. Pada tahap perancangan (design), kaitannya dengan SIM adalah membuat model-model keputusan untuk diolah berdasarkan data yang ada serta memprakarsai pemecahan-pemecahan alternatif. Model-model yang tersedia harus membantu menganalisis alternatif-altematif. Dukungan SIM terdiri dari perangkat lunak statistika serta perangkat lunak pembuatan model lainnya. Hal ini melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi model, dan sistem pencarian kembali data base.

Pada tahap pemilihan, SIM menjadi paling efektif apabila hasil-hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, maka peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian kemudian. Dukungan SIM pada tahap pemilihan adalah memilih berbagai model keputusan melakukan analisis kepekaan (analisis sensitivitas) serta menentukan prosedur pemilihan. Dukungan SIM untuk pembuatan keputusan terdiri dari suatu database yang lengkap, kemampuan pencarian kembali database, perangkat lunak statistika dan analitik liainnya, serta suatu dasar model yang berisi perangkat lunak pembuatan model-model keputusan.

Pada dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman, yang menyangkut penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Istilah pemahaman di sini mempunyai arti sama dengan pengenalan masalah. Kemudian pada proses perancangan serta pada prosed pemilihan.Sering orang menyatakan bahwa komputer akan mengambil keputusan, ini merupakan suatu pemyataan yang salah kaprah dan tidak mengetahui letak peranan komputer serta bagaimana suatu proses pengambilan keputusan dilakukan. Keputusan sebenarnya hanya dapat diambil atau dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, manusia pengambil keputusan harus selalu menjadi bagian dari suatu pemilihan. Suatu algoritma keputusan, suatu aturan keputusan atau suatu program komputer hanya membantu dengan memberikan dasar untuk suatu keputusan, akan tetapi pemilihan keputusan dilakukan oleh seorang manusia. Pernyataan komputer mengambil keputusan pada umumnya didasarkan atas anggapan bahwa beberapa keputusan dapat diprogramkan, sedangkan keputusan-keputusan yang lain tidak. Hal ini mengingatkan bahwa klasifikasi tentang keputusan terprogram dan tidak terprogram sangat penting untuk perancangan SIM. Ada suatu kecenderungan di antara para perancang SIM untuk beranggapan, bahwa suatu database (pusat data) saja akan banyak memperbaiki pengambilan keputusan. Pandangan demikian sebenarnya telah mengabaikan akan adanya tiga unsur dalam pengambilan keputusan yang berperan penting, yaitu; data, model atau prosedur keputusan, dan pengambil keputusan, itu

sendiri. Oleh karena itu pengambilan keputusan dapat diperbaiki dengan data yang lebih baik, model keputusan yang lebih baik, atau pengambil keputusan yang lebih baik (lebih terlatih, lebih banyak pengalaman, dan sebagainya).

Variabel Shuktur Organisasi merupakan pembagian tugas dan tanggung jawab mengenai fungsi pengolah data atau informasi. Indikator variabel ini adalah penempatan fungsi SI berbasis komputer di dalam suatu organisasi. Implementasi SI Berbasis Komputer, didefinisikan sebagai tingkat penggunaan SI yang berbasis komputer untuk mendukungkngsi manajerial. Indikator variabel ini antara lain kemudahan dalam menyelesaikan pekerjaan, tingkat kemudahan pengoperasian SI, tingkat keamanan SI, tingkat integritas, database, kemampuan SI menyediakan data dan informasi untuk kebutuhan internal organisasi.. Kemampuan SI menyediakan data dan informasi untuk kebutuhan eksternal organisasi.

Kinerja Karyawan berkenaan dengan hasil pekerjaan yang dicapai oleh karyawan dalam suatu periode. Indikator variabel ini adalah ketelitian dalam pekerjaan; kerapian hasil pekerjaan, ketepatan/pemenuhan standar waktu; kemampuan membuat rencana kerja sehingga tercapai efisiensi dan efektifitas.


===============

KESIMPULAN


Banyak manajemen yang tidak puas dengan SI mereka dan secara tajam langsung menyalahkan sistem komputer. Tiga alasan yang dapat menimbulkan hal ini adalah:

(a) Besarnya harapan yang tidak terpenuhi.

(b) Tidak tepatnya analisis sistem

(c) Sindroma komputer yaitu anggapan bahwa komputer mampu menanggulangi segala kelemahan manajemen.

Komputer hanya dapat dimanfaatkan bila telah dianalisis berdasarkan perbandingan biaya dengan efektifitasnya dan digunakan secara layak. Keunggulan komputer sebagai suatu alat terletak di dalam kemampuannya mengolah data yang banyak dan kompleks serta melakukan perhiturgan-perhitungan yang rumit dalam waktu yang singkat. Hal lain yang tidak kalah pentingnya adalah kemauan orang-orang di dalam manajemen untuk bersikap terbuka dalam menyampaikan masalah-masalah yang ingin dibantu pemecahannya dengan menggunakan komputer.

Sebuah organisasi, apalagi organisasi yang besar yang memiliki jaringan transaksi yang cukup besar, sangat membutuhkan tersedianya informasi. Selain itu adanya departemenisasi dalam suatu organisasi, kebutuhan informasi bukan merupakan persoalan yang sederhana. Kebutuhan informasi bukan hanya berkaitan dengan relasi di luar organisasi, tetapi juga berkaitan dengan personil yang ada pada departemen dalam organisasi yang bersangkutan. Oleh karena itu diperlukan koordinasi dan komunikasi yang sistematik. Semakin kompleksnya kegiatan dan berkembangnya unit/satuan/departemen yang ada dalam suatu organisasi, semakin mempersulit koordinasi dan komunikasi apabila tidak diciptakan suatu sistem. Apabila hal itu terjadi, maka akan menimbulkan kesulitan dalam pengambilan keputusan.

Penggunaan SIM sebagai alat bantu organisasi/perusahaan pada saat ini untuk mencapai efisiensi dan efektifitas yang diharapkan dalam menghadapi lingkungan sekitar dan pengambilan keputusan yang tepat, sehingga dapat mencapai hasil untuk memiliki keunggulan bersaing.


=============

KASUS


  1. Social Networking merupakan merupakan sebuah bentuk layanan internet yang ditujukan sebagai komunitas online bagi orang yang memiliki kesamaan aktivitas, ketertarikan pada bidang tertentu, atau kesamaan latar balakang tertentu. Social networking lazim disebut sebagai jaringan pertemanan.

Dimana aplikasi ini merupakan aplikasi gratis (free to access) yang dapat diakses oleh pengguna internet di seluruh dunia untuk dapat berkomunikasi dan berkolaborasi dengan kerabat, baik keluarga maupun teman, di seluruh dunia. Layanan social network biasanya berbasis web, dilengkapi dengan beragam fitur bagi penggunanya agar dapat saling berkomunikasi dan berinteraksi. Contoh : Facebook, Twitter, MySpace, Magnolia, Friendster dan lainnya.

Kita ambil salah satu contoh yang saat ini sedang naik daun dan menjadi banyak bahan obrolan di hampir seluruh kalangan masyarakat, yaitu Facebook. Tercatat penggunannya saat ini telah mencapai 20 juta dari 25 juta pengguna Internet di Indonesia. Biaya koneksi yang semakin murah, maraknya warnet dan teknologi mobile yang merakyat yang murah meriah menjadikan Facebook dapat diakses di lingkungan terdekat kita sehari hari. Kapan saja dan di mana saja.

Untuk hal-hal yang sifatnya sudah ubiquitous maka hal ini tak dapat lagi membendungnya dengan aturan pelarangan yang sifatnya top-down. Semua itu akan dilanggar karena tidak ada mekanisme kontrol terpusat yang efektif untuk hal hal yang sifatnya kapan saja dan di mana saja. Menurut pengakuan dari teman-teman yang memiliki putra putri dibawah 13 tahun dan sudah bisa menggunakan komputer di rumah semua memiliki account Facebook.

Pada beberapa kasus teori yang bisa menjelaskan hal ini adalah teori pubertas. Anak anak pada usia puber sedang mencari jati diri. Orang tua bukan lagi jadi idola mereka. Lingkungan memiliki pengaruh yang lebih besar ketimbang orang tua. Sehingga mereka cenderung memberontak. Susah diatur, mudah terpengaruh bujuk rayu orang lain yang belum dikenal dengan baik.

Sementara kalau kita benar benar mengikuti aturan Facebook: memperkenalkan Facebook di usia 13 tahun dengan kondisi puber seperti itu maka dapat dibayangkan betapa lebih sulit mengawasinya. Ini akan diperparah dengan keadaan misalnya teman teman sebayanya telah lebih dulu ada di Facebook yang membuat anak baru akan terlihat culun dan gaptek.

Mereka harus mempelajari cara menggunakan fitur yang baik dan benar ketika berinteraksi dengan teman-temannya yang sudah lebih dulu ber-Facebook dan belum tentu memiliki pengetahuan tentang cara menggunakan fitur yang baik dan benar. Ketika mendapati cara penggunaan fitur yang kurang baik maka akan sulit memperbaikinya karena mereka melihat teman-temannya menggunakan cara yang sama.

Berdasarkan teori bahwa anak usia puber lebih sulit diajak berkomunikasi maka mulailah sebelum mereka puber. Perkenalkan mereka Facebook justru pada usia yang lebih dini. Idealnya bisa dimulai dari usia mereka telah mahir menggunakan internet browser, sekitar usia 8 hingga 10 tahun, tergantung kemampuan anak. Pada usia itu mereka akan lebih mudah diawasi dan diarahkan untuk menggunakan fitur dengan baik dan benar.

Hingga pada saat mereka mencapai usia 13 tahun dengan bimbingan orang tua mereka akan terbentuk menjadi pengguna yang memahami aspek keamanan dari Facebook.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk mulai memperkenalkan anak pada Social Networking (Facebook):

1. Password dan email anak harus kita pegang, sehingga kita tahu setiap kali ada notifikasi aktifitas Facebook

2. Waktu online dijadwal

3. Lokasi online terbuka, di tempat yang mudah diawasi

4. Audit teman temannya setiap saat

5. Dampingi jika memulai menggunakan fitur baru

6. Selalu tanya dan diskusi setiap kali akan confirm atau delete friend yang tidak dikenal, beri pengertian kenapa itu harus dilakukan

7. Sibukkan mereka dengan posting wall kita, entah itu bercanda atau berbagai pertanyaan yang sifatnya edukasi, beri mereka permainan sosial yang menyenangkan seperti tagging foto keluarga.

8. Seiring mereka mengerti fitur beri ruang untuk mereka beraktualisasi

9. Selalu pantau wall mereka, jika mereka bertutur kata yang tidak sopan, tegur secara offline dan minta mereka menghapusnya dengan diberi pengertian

10. Bertutur kata yang layak sebagai orang tua di wall mereka maupun di wall kita

11. Kelompokan mereka pada group tersendiri pada daftar friend kita untuk diexclude jika kita ingin update status yang sekiranya tidak layak mereka baca

Dengan demikian mereka akan terbiasa dengan berkomunikasi dengan orang tuanya melalui Facebook. Suatu saat nanti mereka mungkin akan minta password mereka sendiri bahkan mungkin juga emailnya. Berikan jika anda merasa mereka sudah cukup kita bekali dengan norma yang benar.

Dengan usia lebih dini semua hal diatas akan lebih mudah dilakukan ketimbang usia 13 tahun. Facebook yang sudah hadir kapan saja dan di mana saja tak bisa lagi dibendung keberadaanya dan satu satunya pilihan adalah mempersiapkan anak-anak tentang bagaimana menghadapinya.

  1. Tujuan umum dari konsep keamanan data dan sistem informasi yang digunakan pada bagian penerapannya di lingkungan organisasi/perusahaan:

1. Memberikan tingkat kesadaran dan pengetahuan keamanan kepada pebisnis pentingnya keamanan komputer dan sistem informasi.

2. Memberikan metode praktis upaya memperoleh keamanan komputer dan system informasi bagi organisasi/perusahaan, termasuk pertimbangan ekonomi upaya keamanan komputer.

3. Membimbing pelaksanaan upaya memperoleh keamanan komputer dan system informasi pada organisasi/perusahaan.

4. Memberikan cara praktis untuk mengevaluasi sistem keamanan komputer pebisnis.

Informasi yang merupakan aset harus dilindungi keamanannya. Keamanan, secara umum diartikan sebagai “quality or state of being secure-to be free from danger”. Untuk menjadi aman adalah dengan cara dilindungi dari musuh dan bahaya. Keamanan bisa dicapai dengan beberapa strategi yang biasa dilakukan secara simultan atau digunakan dalam kombinasi satu dengan yang lainnya. Strategi keamanan informasi memiliki fokus dan dibangun pada masing-masing ke-khusus-annya. Contoh dari tinjauan keamanan informasi adalah:

- Physical Security yang memfokuskan strategi untuk mengamankan pekerja atau anggota organisasi, aset fisik, dan tempat kerja dari berbagai ancaman meliputi bahaya kebakaran, akses tanpa otorisasi, dan bencana alam.

- Personal Security yang overlap dengan ‘phisycal security’ dalam melindungi orang-orang dalam organisasi.

- Operation Security yang memfokuskan strategi untuk mengamankan kemampuan organisasi/perusahaan untuk bekerja tanpa gangguan.

- Communications Security yang bertujuan mengamankan media komunikasi, teknologi komunikasi dan isinya, serta kemampuan untuk memanfaatkan alat ini untuk mencapai tujuan organisasi.

- Network Security yang memfokuskan pada pengamanan peralatan jaringan data organisasi, jaringannya dan isinya, serta kemampuan untuk menggunakan jaringan tersebut dalam memenuhi fungsi komunikasi data organisasi.

Masing-masing komponen di atas berkontribusi dalam program keamanan informasi secara keseluruhan. Keamanan informasi adalah perlindungan informasi termasuk sistem dan perangkat yang digunakan, menyimpan, dan mengirimkannya. Keamanan informasi melindungi informasi dari berbagai ancaman untuk menjamin kelangsungan organisasi/perusahaan, meminimalisasi kerusakan akibat terjadinya ancaman, mempercepat kembalinya investasi dan peluang organisasi/perusahaan.